Wednesday, December 31, 2008

Tahun Baru

ar....dar... darr..tuiinngggg....sreeetttttt.... wuarrrrrrr
Yaa, kira-kira begitulah bunyi petasan dan mercon yang terdengar dari kamarku tengah malam tadi. Suara ketawa-ketiwi pun tak luput terdengar, sehingga mengganggu tidur 2 anakku... padahal butuh waktu lama untuk menidurkan anak-anakku...
Tapi apa boleh buat, ya tetangga dan kebanyakkan orang memang sedang merayakan tahun baru Masehi... padahal tahun baru Hijriah baru berlalu 3 hari, dan sangat sedikit orang yang merayakannya.

Memang bukan perayaan seperti itu yang dimaksud, namun setidaknya yang mengaku muslim seharusnya lebih mengenal tahun yang dipakai Islam ... atau mungkin mereka tidak tahu?


Tapi sudahlah, yang pasti mudah-mudahan kita mampu menjalani hari-hari kita di tahun baru ini dengan lebih baik dan lebih bermakna untuk 'hidup' di akhirat sana.

Ketika mendengan dentuman mercon-mercon serta bunyi terompet dan lainnya, yang terbayang tadi malam justru gambar-gambar di tv yang saya tonton beberapa hari ini, Palestina.. ya Palestina, dimana warga mereka sedang ketakutan dengan jatuhnya bom, misil juga tembakan yang menghujani negara mereka...
Disaat para aktivis sedang gencar-gencarnya mendemokan serta menghimpun dana untuk Palestina, sementara sebagian besar orang-orang di sekitar kita, bahkan hampir di seluruh dunia tadi malam menghambur-hamburkan uang hanya untuk pergantian hari...
menyedihkan memang... hanya do'a yang terpanjat tadi malam untuk saudara-saudaraku di Palestina sana, juga do'a bagi saudara-saudaraku yang merayakan tahun baru tadi malam , agar mereka tidak lupa akan saudaranya di Palestina sana..
Ya..mudah-mudahan .. mudah-mudahan.. mudah-mudahan... ada banyak harap, ada banyak do'a untuk saudaraku... Biarlah Alloh saja yang tahu

elka_tea@yahoo.com

Monday, December 29, 2008

AISYAH MENIKAH UMUR BERAPA?

Seorang teman beragama Kristen suatu saat bertanya kepada saya, ”Akankah Anda menikahkan saudara perempuan Anda yang berumur 7 tahun dengan seorang tua berumur 50 tahun?”

Saya terdiam. Dia melanjutkan,”Jika anda tidak akan melakukannya, bagaimana bisa Anda menyetujui pernikahan gadis polos berumur 7 tahun, Aisyah, dengan Nabi Anda?” Saya katakan padanya, ”Saya tidak punya jawaban untuk pertanyaan Anda pada saat ini.”

Teman saya tersenyum dan meninggalkan saya dengan guncangan dalam batin saya akan agama saya. Kebanyakan muslim menjawab bahwa pernikahan seperti itu diterima masyarakat pada saat itu. Jika tidak, orang-orang akan merasa keberatan dengan pernikahan Nabi saw dengan Aisyah. Bagaimanapun, penjelasan seperti ini akan mudah menipu bagi orang-orang yang naif dalam mempercayainya. Tetapi, saya tidak cukup puas dengan penjelasan seperti itu. Nabi merupakan manusia tauladan. Semua tindakannya paling patut dicontoh sehingga kita, muslim dapat meneladaninya. Bagaimana pun, kebanyakan orang di Islamic Center of Toledo, termasuk saya, tak akan berpikir untuk menunangkan saudara perempuan yang berumur 7 tahun dengan seorang laki-laki berumur 50 tahun. Jika orang tua setuju dengan pernikahan seperti itu, kebanyakan orang, walaupun tidak semuanya, akan memandang rendah terhadap orang tua dan suami tua tersebut. Tahun 1923, pencatat pernikahan di Mesir diberi intruksi untuk menolak pendaftaran dan menolak mengeluarkan surat nikah bagi calon suami berumur dibawah 18 tahun , dan calon isteri dibawah 16 tahun. Tahun 1931, Sidang dalam organisasi-organisasi hukum dan syariah menetapkan untuk tidak merespon pernikahan bagi pasangan dengan umur diatas (Women in Muslim Family Law, John Esposito, 1982). Ini memperlihatkan bahwa walaupun di negara Mesir yang mayoritas muslim pernikahan usia anak-anak adalah tidak dapat diterima.

Jadi, saya percaya, tanpa bukti yang solid pun selain perhormatan saya thd Nabi, bahwa cerita pernikahan gadis brumur 7 tahun dengan Nabi berumur 50 tahun adalah mitos semata. Bagaimanapun perjalanan panjang saya dalam menyelelidiki kebenaran atas hal ini membuktikan intuisi saya benar adanya. Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polos berumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalam literatur hadist. Lebih jauh, saya pikir bahwa cerita yang menyebutkan hal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tsb sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yang diceritakan Hisyam ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.



BUKTI #1: PENGUJIAN TERHADAP SUMBER

Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak di hadits yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yang mencatat atas otoritas dari Bapaknya,Yang mana seharusnya minimal 2 atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak ada seorang pun yang di Madinah, di mana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanya banyak murid-murid di Madinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas, tidak menceritakan hal ini.

Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal disana dan pindah dari Madinah ke Iraq pada usia tua. Tahzibu at-Tahzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisi catatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : ”Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apa
yang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq” (Tahzibu at-Tahzib, Ibn Hajar Al-`Asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11, p.50).

Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: ”Saya pernah diberitahu bahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq” (Tahzibu at-Tahzib, IbnHajar Al- `Asqala’ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu al-I`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup para periwayat hadist Nabi saw mencatat: ”Ketika masa tua, ingatan Hisham mengalami kemunduran yang mencolok” (Mizanu al-I`tidal,Al-Dzahabi, Al-Maktabatu’l-athriyyah, Sheikhupura,
Pakistan, Vol. 4, p. 301).

KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelek dan riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya, sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.

KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam:
pra-610 M: Jahiliyah (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama dan Abu Bakar menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad saw mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Madinah al-Munawwarah
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah



BUKTI #2: MEMINANG

Menurut Thabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9 tahun.

Tetapi, di bagian lain, At-Thabari mengatakan: ”Semua anak Abu Bakr (4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya” (Tarikhu al-umam wa al-muluk, At-Thabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic,Dara’l-fikr, Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan At-Thabari, Aisyah seharusnya dilahirkan pada 613 M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).

Thabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikahi. Intinya: Thabari mengalami kontradiksi dalam periwayatannya.

KESIMPULAN: Al-Thabari tak reliable mengenai umur
Aisyah ketika menikah.



BUKTI # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur
Fatimah

Menurut Ibn Hajar, ”Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun…Fatimah 5 tahun lebih tua dari Aisyah” (Al-isabah fi tamyizi ash-shahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4, p. 377, Maktabatu’l-Riyadh al-haditha,
al-Riyadh,1978).

Jika statement Ibn Hajar adalah faktual, berarti Aisyah dilahirkan ketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usia Nabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.

KESIMPULAN: Ibn Hajar, Thabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.



BUKTI #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma’

Menurut Abdur Rahman ibn Abi Zannad: ”Asma lebih tua 10 tahun dibanding Aisyah” (Siyar Al-a’lam An-nubala’, Al-Dzahabi, Vol. 2, p. 289, Arabic,Mu’assasatu’l-risalah, Beirut, 1992).

Menurut Ibn Kathir: ”Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]” (Al-Bidayah wa an-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi,Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: ”Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun” (Al-Bidayah wa An-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: ”Asma hidup sampai 100 tahun dan meninggal pada 73 or 74 H.” (Taqribu At-tahdzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p. 654,Arabic, Bab fi’l-nisa’, al-harfu’l-alif, Lucknow).

Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyah berselisih usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).

Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah(ketika Aisyah berumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumah tangga.

Berdasarkan Ibnu Hajar, Ibn Katir, dan Abdur Rahman ibn Abi Zannad, usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20 tahun.

Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?

kesimpulan: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan
usia Aisyah.



BUKTI #5: Perang BADAR dan UHUD

Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkan dalam hadist Muslim (Kitabu al-jihad wa as-siyar, Bab Karahiyati al-Isti`anah fi al-Ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakan salah satu momen penting dalam perjalanan selama perang Badar, mengatakan: ”ketika kita mencapai Shajarah”. Dari pernyataan ini tampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari (Kitabu al-jihad wa as-siyar, Bab Ghazwi an-nisa’ wa qitalihinna ma`a ar-Rijal): ”Anas mencatat bahwa pada hari Uhud, Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Saya melihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb].”

Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud dan Badr.

Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu al-Maghazi, Bab Ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b): ”Ibn`Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb.”

Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyah ikut dalam perang badar dan Uhud

KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelas mengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapi minimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikut menemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untuk membantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan bukti lain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.



BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)

Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyah tercatat mengatakan hal ini: ”Saya seorang gadis muda (jariyah dalam bahasa arab)” ketika Surah Al-Qamar diturunkan (Sahih Bukhari, kitabu at-tafsir, BabQaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa’l-sa`atu adha’ wa amarr).

Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib,1985), menunjukkan bahwa surat tsb diturunkan pada tahun 614 M. Jika Aisyah memulai berumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah n Arabic) pada saat Surah Al-Qamar
diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telah menjadi ariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikahi Nabi.

Kesimpulan: riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.



BUKTI #7: Terminologi Bahasa Arab

Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Rasulullah, Khadijah,Khaulah datang kepada Nabi dan menasehati Nabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepadanya ttg pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: ”Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.

Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun. Kata yang tepat untuk gadis belia yang masih suka bermain-main adalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasa Inggris “virgin“.

Oleh karena itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah “wanita” (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p.210,Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut).

Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatas adalah ”wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalam pernikahan.” Oleh karena itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa pada waktu menikahnya.



BUKTI #8. Teks Qur’an

Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlu mencari petunjuk dari Qur’an untuk membersihkan kabut kebingungan yang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarang pernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?

Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu. Ada sebuah ayat, yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur’an mengenai perlakuan anak Yatim juga valid diaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsb mengatakan : ”Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ?” (Qs. 4:6)

Dalam hal seorang anak yang ditinggal orang tuanya,Seorang muslim diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan “sampai usia menikah” sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.

Disini, ayat Qur’an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaan harta-harta kepada mereka.

Dalam ayat yang sangat jelas di atas, tidak ada seorangpun dari muslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisa mempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan, gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untuk bermain dengan mainannya daripada mengambi tugas sebagai isteri. Oleh karena itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa Abu Bakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun. Sama sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.

Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,”berapa banyak di antara kita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9
tahun?” Jawabannya adalah Nol besar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?

Abu Bakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur’an. Abu Bakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datang kepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karena itu menentang hukum-hukum Quran.

Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hokum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.



BUKTI #9: Ijin dalam pernikahan

Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.

Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan oleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagai validitas sebuah pernikahan.

Adalah tidak terbayangkan bahwa Abu Bakr, seorang laki-laki yang cerdas, akan berpikir dan menanggapi secara keras ttg persetujuan pernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.

Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seorang gadis yang menurut hadits dari Muslim, masih suka bermain-main dengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.

Kesimpulan: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karena itu, hanya ada satu kemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secara intelektual maupun fisik.



SUMMARY:

Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah saw dan Aisyah ketika
berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernha keberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.

Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi
Aisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karena adanya kontradiksi yang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.

Oleh karena itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur’an menolak pernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.

(....diterjemahkan dr berbagai sumber dan mailing list, versi asli bahasa inggris...Yetty K agk III)

Monday, December 22, 2008

SECARIK SURAT DARI SEORANG IBU…

Assalamu'alaikum,

Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta'ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…

Wahai anakku,

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku!

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku… 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu grmbira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo'akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engakau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta'ala telah berfirman,
"Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!"
(QS. Ar Rahman: 60)
Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu? ! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta'ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi. Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim? !

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta'ala, sebagaimana dalam hadits:
"Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!"
(HR. Ahmad)

Anakku. Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau berkata: "Shalat pada waktunya",
aku berkata: "Kemudian apa, wahai Rasulullah?"
Beliau berkata: "Berbakti kepada kedua orang tua",
dan aku berkata: "Kemudian, wahai Rasulullah!"
Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah", lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya.
(Muttafaqun 'alaih)

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta'ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya:
"Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang", dikatakan, "Siapa dia,wahai Rasulullah?, "Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga". (HR. Muslim)

Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do'a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza' min jinsil amal… "Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…" Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu



(Sumarhadi unas....re-write Yetty K III)

Thursday, December 18, 2008

Hanya 7 %

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, "Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu". Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam. Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya.

Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan. Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi. Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil. Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yana dilihatnya dalam ruangan itu. Tuhan berkata, "Kamu sudah melihat NERAKA". Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan dipintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut. Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata "Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ? Tuhan kemudian menjelaskan, "Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik" . "Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri" . Diperkirakan bahwa 93% penerima tidak akan menceritakan kisah ini. Apakah kita termasuk yang 7% tadi ?, ingatlah kita akan selalu ada untuk berbagi sendok dengan semua orang!

(dari berbagai sumber...........Yetty K angkatan III)

Wednesday, December 17, 2008

Waspadalah...!!!

Pengalaman hidup seseorang dapat kita jadikan ibroh. Merupakan karunia yang besar, jika sepahit apapun ujian yang dijalani akan berdampak positif dalam kehidupan kedepannya. Ini hanya sebuah kisah di masa2 penantian.

Berawal dari selebaran yang menginformasikan tentang Biro Konsultasi, yang didalamnya mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan biro jodoh....tentu hal ini menarik bagi kaum hawa yang sedang dalam masa penantian.

Suatu saat saya coba kontak dengan biro 'X', terhubunglah dengan seorang ikhwan yang ternyata konsultan di biro tersebut.

Singkat cerita, konsultan dengan inisial 'H', merasa cocok dengan kriteria yang diingkan saya, sehingga pada akhirnya dia sendiri yang mengajukan 'proposal'.

Hari demi hari, minggu bahkan bulan demi bulan berlalu dengan janji2 keseriusannya to menikah. Selain janji menikah, dia berani pinjam dana yang cukup besar untuk beberapa kebutuhan yang katanya mendesak.

Entahlah, saat2 yang ragu menjalin interaksi dengannya, tidak membuat saya ragu mengeluarkan sejumlah dana yang ternyata hanya tipuan saja...(karena dia pintar dalam dalil2 dan pengeahuan agama yang ok...?!!!)

Waspada memang perlu, namun terkadang hal itu tidak dilakukan karena khawatir suuzhon.

Kepada sahabat2 yang sedang dalam masa penantian, agar lebih hati2. Banyak2lah berdoa agar dituntun dalam mendapatkan pasangan yang 'sholeh asli' dan dengan cara yang syar'i. InsyaAlloh dan yaqinlah semua ada pasangannya (lihat QS. 36 : 36)

Waspadalah.....!

Noname-SSG angk V

Tuesday, December 16, 2008

DIET ALA RASULULLAH...

Rupanya tanpa kita sadari, dalam makanan yang kita makan sehari-hari, kita tak boleh sembarangan.
Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis,
lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain-lain penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yang lainnya. Ini pun adalah diet Rasullulah SAW kita juga.Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-hari. InsyaAllah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, Anda takkan menderita sakit perut
ataupun keracunan makanan.

Jangan makan SUSU bersama DAGING
Jangan makan DAGING bersama IKAN
Jangan makan IKAN bersama SUSU
Jangan makan AYAM bersama SUSU
Jangan makan IKAN bersama TELUR
Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
Jangan makan SUSU bersama CUKA
Jangan makan BUAH bersama SUSU (Contoh: COKTAIL)

CARA MAKAN:

* Jangan makan buah setelah makan nasi, sebaliknya makanlah buah terlebih
dahulu, baru makan nasi..!
* Tidur 1 jam setelah makan tengah hari.
* Jangan sesekali tinggal makan malam. Barang siapa yg tinggal makan malam dia
akan dimakan usia dan kolesterol dalam badan akan berganda.

Nampak memang sulit.. tapi, kalau tak percaya… cobalah….. Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek…. Akan berpengaruh bila kita sudah tua nanti.

* Al-Quran juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut
Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama susu. karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion (+) sedangkan dalam ikan mengandung ion (-) , jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.
* Al-Quran juga mengajarkan kita menjaga kesehatan spt membuat amalan antara lain:
1. Mandi Pagi sebelum subuh, sekurang kurangnya sejam sebelum matahari terbit.
Air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak. Kita
boleh saksikan orang yang mandi pagi, kebanyakan badan tak gemuk.. !
2. Rasulullah mengamalkan minum segelas air sejuk (bukan air es) setiap pagi.
Mujarabnya Insya Allah jauh dari penyakit (susah mendapat sakit).
3. Waktu sembahyang subuh disunatkan kita bertafakur (yaitu sujud sekurang kurangnya semenit setelah membaca doa). Kita akan terhindar dari sakit kepala atau
migrain. Ini terbukti oleh para ilmuwan yang membuat kajian kenapa dalam sehari
perlu kita sujud. Ahli-ahli sains telah menemui beberapa milimeter ruang udara
dalam saluran darah di kepala yg tidak dipenuhi darah. Dengan bersujud maka
darah akan mengalir keruang tersebut.
4. Nabi juga mengajar kita makan dengan tangan dan bila habis hendaklah
menjilat jari.
5. Begitu juga ahli saintis telah menemukan bahwa enzyme banyak terkandung di
celah jari jari, yaitu 10 kali ganda terdapat dalam air liur. (enzyme sejenis
alat percerna makanan).

Sabda nabi, Ilmu itu milik Allah, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan
Insya Allah… Allah akan menggandakan 10 kali kepadanya

(dari berbagai sumber...Yetty K. ssg III)

Monday, December 15, 2008

Tujuh Tingkatan Manusia

1. An Nafs al-Ammarah
Ø Manusia condong pada hasrah dan kenikmatan dunia.
Ø Minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh
Ø Kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan ego
Ø Iri, serakah, sombong, nafsu seksual, pamer, fitnah, dusta, marah, dll. Paling dominan

2. An-Nafs al-Lawwamah
Ø Melawan nafsu jahat yang timbul, walau masih bingung tujuan hidup
Ø Jiwa melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul
Ø Diri masih menjadi subjek yang dikendalikan hasrat yang bersifat fisik
Ø Masih sering tertipu oleh muslihat dunia
3. An-Nafs al-Mulhima
Ø Menyadari cahaya sejati tiada lain adalah Allah
Ø Semangat takwa dan mencari ridho Allah adalah semboyannya
Ø Tidak mencari kesalahan oranglain tetapi ia selalu mengintropeksi untuk menjadi
hamba Allah yang lurus
Ø Selalu berdzikir dan mengikuti sunah nabi Muhammad SAW.
4. An-Nafs al-Qana’ah
Ø Hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimiliki, tidak tertarik apa yang
dimiliki oranglain
Ø Tidak ingin berlomba menyamai oranglain
Ø Ketinggalan “status” baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan
Ø Menyadari bahwa ketidak puasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan Allah
menunjukkan keserakahan dan ketidak matangan pribadi
Ø Mengetahui kebaikan apapun adalah kehendak Allah.
Ø Allah mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apapun.
5. An-Nafs al-Mut’mainnah
Ø Tealh menemukan kebahagiaan dalam mencintai Allah SWT.
Ø Tidak ingin memperolah “pengakuan’ dari masyarakat ataupun tentang tujuannya.
Ø Jiwa tenang, bebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantap bahwa
segala sesuatu akan kembali pada Allah.
Ø Benar-benar memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan
keheningan.
6. An-Nafs al-Radiyah
Ø Jiwa puas dan tenang , merasa bahagia karena Allah ridho padanya.
Ø Selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya
sebagai abdi Tuhan.
Ø Menyadari bahwa islam adalah fitrah insane dan haqqul yakin pada firman Allah “…
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu…”
Ø Patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terimakasihnya.
7. An-Nafs al-Kamilah
Ø Tingkatan manusia yang telah sempurna
Ø Kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil
kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang Allah.
Ø “selubung diri” telah terbuka hanya mengikuti kesadaran ilahi
Ø Mencontoh Nabi Muhammad SAW.
Ø Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manuasi.

Pertanyaannya........ada di tingkatan manakah kita berada???????
Ahli hikmah “Barang siapa hendak memperbaiki jiwa hendaklah bersungguh-sungguh menekan diri sampai terbebas dari keburukannya”.

By. Soesan_ssgXII

KETIKA IBLIS MEMBENTANG SAJADAH...

Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.
Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah.

"Hai, Blis!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus.
"Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci,Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir.
"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung. "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu". "Dengan apa?"
"Dengan sajadah!"
"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?"
"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar!"
"Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"
"Bukan itu saja Kiai..."
"Lalu?"
"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
"Untuk apa?"
"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah".
Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil. Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.
Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.
"Yang mana?"
"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka".
Iblis lenyap.
Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.
Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa.
Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.
Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.
Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain.
"Astaghfirullahal adziiiim ", ujar sang Kiai pelan.

Tuesday, November 25, 2008

Tausiyah Ustadz Yusuf mansur

senin tanggal 24 nov 08 di DT
dari wisata hati.com
Banyak yang mau berubah,
tapi memilih jalan mundur.
Andakah orangnya?

Satu hari saya jalan melintas di satu daerah.. Tetidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya pesen ke supir saya: “Nanti di depan ke kiri ya”.
“Masih banyak, Pak Ustadz”.
Saya paham. Supir saya mengira saya pengen beli bensin. Padahal bukan. Saya pengen pipis.
Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti. “PakUstadz!”. Dari jauh ia melambai dan mendekati saya.
Saya menghentikan langkah. Menunggu beliau.

“Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja…”. Saya senyum aja. Ga ke-geeran, insya Allah, he he he.
“Saya ke toilet dulu ya”.
“Nanti saya pengen ngobrol boleh Ustadz?”
“Saya buru-buru loh. Tentang apaan sih?”
“Saya bosen jadi satpam Pak Ustadz”.
Sejurus kemudian saya sadar, ini Allah pasti yang “berhentiin” saya. Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin. Akhirnya ketemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini barangkali “target operasi” dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Begitu pikir saya.
Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, “Ok, ntar habis dari toilet ya”.

***
“Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?”,
tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi,
untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget.
Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan.
“Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?”
“Gini-gini aja itu,
kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah begitu.
Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya”.
“Wah, ustadz langsung nembak aja nih”.

Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah.
Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau mendekat.
Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja.

“Udah shalat ashar?”
“Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas.
Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama saja”.
“Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karena situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?”
Sekuriti itu senyum aja.

Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak.
Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga.
Cuma sebatas omongan doangan. Lagian, kalo nganggap kerjaan-kerjaan kita ibadah,
apa yang kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah.
Tapi, itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor satu.
Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh kerjaan adalah ibadah.
Misalnya lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah.
Bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu sementara Allah datang.
Artinya kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat, kita
abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita adalah ibadah?
Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha,
buat Allah nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita.
Kayaknya perlu dipikirin lagi tuh
sebutan-sebutan ibadah.

“Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya?
Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini”, saya mengejar.
“Ya, kurang lebih dah”.

Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang ‘alim,
bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu.
Tiada disebut perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu.
Aqimish shalaata lidzikrii,
dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat.
Entar-entaran. Itu kan jadi sama saja dengan mengentar-entarkan mengingat Allah.
Maka lalu saya ingatkan sekuriti yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya.

“Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima , memang untuk mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikali lagi sekian tahun kita telat. Itu baru telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita dari senang”.

Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, percakapan ini kurang lebih begitu. Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya, nampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara?
Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha, sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak.
Dan saya mengingatkan kepada peserta KuliahOnline untuk tidak menggunakan mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanya an seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.
Kembali kepada si sekuriti, saya tanya, “Terus, mau berubah?”
“Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga serius?”
“Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya”.
“Ngebut gimana?”
“Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima -an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan Allah”.
Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang Bagi-bagiin rizki. Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini.. Kan aneh. Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran Allah memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja, malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah, amit-amit pakaiannya, ga ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah.
“Yang kedua,” saya teruskan. “Yang kedua, keluarin sedekahnya”.
Saya inget betul. Sekuriti itu tertawa. “Pak Ustadz, pegimana mau sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan”.
“Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya berapa?”
“Satu koma tujuh, Pak ustadz”.
“Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu udah gede”.
“Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz”.
“Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya?”
“Kerjanya sih udah tujuh taon. Tapi gede gaji bukan karena udah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz”.
“Koq bisa?”
“Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu angka 1,7jt”.
“Terus, kenapa masih kurang?”
“Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak”.
“Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan ga perlu?”
“Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz”.
“Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot”.
Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu. Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin kebutuhan dia yang lain. Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik. Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya.
“Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?”
“Mau Ustadz. Saya benahin dah”.
“Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal, lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin.. Ikutan semuanya ngebenahin shalat”.
“Siap ustadz”.
“Tapi sedekahnya tetap kudu loh”.
“Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada”.
“Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq”.
“Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya. Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya”.
Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya akan cari terus. Sebab tanggung. Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama keajaiban itu akan muncul. Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah.

Sebentar kemudian saya bilang sama ini sekuriti, “Kang, kalo saya unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau percaya?”. Si sekuriti mengangguk. “Ok, kalo sudah saya tunjukkan, mau ngejalanin?”. Sekuriti ini ngangguk lagi. “Selama saya bisa, saya akan jalanin,” katanya, manteb.

“Gajian bulan depan masih ada ga?”
“Masih. Kan belum bisa diambil?”
“Bisa. Dicoba dulu”.
“Entar bulan depan saya hidup pegimana?”
“Yakin ga sama Allah?”
“Yakin”.
“Ya kalo yakin, titik. Jangan koma. Jangan pake kalau”.

Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Trmasuk dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya. Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca al Qur’an. Perasaan udah lama banget dia emang ga lari kepada Allah. Shalat Jum’at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia aminin. Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi!

Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah hidup.. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya.
Bagi saya sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kita barengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang ini, biarin aja harga barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan tingginya harga,. Ga kebagian.

***
Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu koma tujuh. Semuanya.

“Mana bisa?” kata komandannya.

“Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya berani”.
Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya.
Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama ownernya ini pom bensin.. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30% aja belum tentu lolos cepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab komandannya ini ikutan merayu, “Buat sedekah katanya Pak”, begitu kata komandannya.

Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya, menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya.
“Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya”, begitu lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah.

Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya. Bos nya yang mengetahui hal ini, senang. Sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti ga mengurangi kedisiplinan kerjaannya.. Malah tambah cerah muka nya.

Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan catatan dia berhasil dulu.

Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.

Suatu hari bos nya pernah berkata, “Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa sedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau kemudian kas bon. Percuma”.
Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.

Berhasil kah?

Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan dari keajaiban mendekati Allah.

Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya.
“Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian. Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren”.
Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo ampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar bikin bengong orang pada.

Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di bulan depan yang dia pertaruhkan, trjadi keajaiban. Di kampung, ada transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga trlibat secara fisik. Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih. Dia sedekah 1,7jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar 17,5jt. Dan itu trjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan.

Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual! Uangnya melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya ibunya yang masih hidup. Subhaanallaah kan ? Itu jual motor, kurang. Sebab itu motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari 17jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari simpenan ibunya sendiri.

Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia aman. Ga perlu kasbon.

Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini.

Apakah cukup sampe di situ perubahan yang trjadi pada diri si sekuriti?

Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staff keuangan di sana . Masya Allah, masya Allah, masya Allah. Berubah, berubah, berubah.

Saudara-saudaraku sekalian.. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan! Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya.
Subhaanallaah, masya Allah.

Dan lihat juga cerita ini, seribu kali si sekuriti ini berhasil keluar sebagai pemenang, siapa kemudian yang mengikuti cerita ini? Kayaknya kawan-kawan sepom bensinnya pun belum tentu ada yang mengikuti jejak suksesnya si sekuriti ini. Barangkali cerita ini akan lebih dikenang sebagai sebuah cerita manis saja. Setelah itu, kembali lagi pada rutinitas dunia. Yah, barangkali tidak semua ditakdirkan menjadi manusia-manusia pembelajar.

Pertanyaan ini juga layak juga diajukan kepada Peserta KuliahOnline yang saat ini mengikuti esai ini? Apa yang ada di benak Saudara? Biasa sajakah? Atau mau bertanya, siapa sekuriti ini yang dimaksud? Di mana pom bensinnya? Bisa kah kita bertemu dengan orang aslinya? Berdoa saja. Sebab kenyataannya juga buat saya tidak gampang menghadirkan testimoni aslinya. Semua orang punya prinsip hidup yang berbeda. Di antara semua peserta KuliahOnline saja ada yang insya Allah saya yakin mengalami keajaiban-keajaiban dalam hidup ini. Sebagiannya memilih diam saja, dan sebagiannya lagi memilih menceritakan ini kepada satu dua orang saja, dan hanya orang-orang tertentu saja yang memilih untuk benar-benar terbuka untuk dicontoh. Dan memang bukan apa-apa, ketika sudah dipublish, memang tidak gampang buat seseorang menempatkan dirinya untuk menjadi contoh.

Yang lebih penting buat kita sekarang ini, bagaimana kemudian kisah ini menginspirasikan kita semua untuk kemudian sama-sama mencontoh saja kisah ini. Kita ngebut sengebut2nya menuju Allah. Yang merasa dosanya banyak, sudah, jangan terus-terusan meratapi dosanya. Kejar saja ampunan Allah dengan memperbanyak taubat dan istighfar, lalu mengejarnya dengan amal saleh. Persis seperti yang kemaren-kemaren juga dijadikan statement esai penutup.

Kepada Allah semua kebenaran dan niat dikembalikan. Salam saya buat keluarga dan kawan-kawan di sekeliling saudara semua. Saya merapihkan tulisan ini di halaman parkir rumah sakit Harapan Kita.. Masih di dalam mobil. Sambil menunggu dunia terang. Insya Allah hari ini bayi saya, Muhammad Yusuf al Haafidz akan pulang ke rumah untuk yang pertama kalinya. Terima kasih banyak atas doa-doanya dan perhatiannya. Mudah-mudahan allah membalas amal baik saudara semua.

Dari semalam saya tulis esai ini. Tapi rampungnya sedikit sedikit. Ini juga tadinya bukan esai sekuriti ini yang mau saya jadikan tulisan. Tapi ya Allah jugalah yang menggerakkan tangan ini menulis.

Semalam, file yang dibuka adalah tentang langkah konkrit untuk berubah. Lalu saya lampirkan kalimat pendahuluan. Siapa sangka, kalimat pendahuluan ini saja sudah 10 halaman, hampipr 11 halaman. Saya pikir, esai ini saja sudah kepanjangan. Jadi, ya sampe ketemu dah di esai berikutnya. Saya berhutang banyak kepada saudara semua.. Di antaranya, saya jadi ikut belajar.

Semalam saya ikutan tarawih di pesantren Daarul Qur’an internasional. Sebuah pesantren yang dikemas secara modern dan internasional. Tapi tarawihnya dijejek 1 juz sekali tarawih. Masya Allah, semua yang terlibat, terlihat menikmati. Ga makmumnya, ga imam-imamnya, ga para tamu dan wali santri yang ikut. Semua menikmati. Jika ada di antara peserta KuliahOnline yang pengen ikutan tarawih 1 juz ini, silahkan datang saja langsung ya. Insya Allah saya usahakan ada. Sebab saya juga kebagian menjadi salah satu imam jaganya. Ya, kondisi-kondisi begini yang saya demen. Saya kurangin jadwal, tapi masih tetep bisa ngajar lewat KuliahOnline ini. Dan saya masih sempet mengkader ustadz-ustadz muda untuk diperjalankan ke seantero negeri. Sementara saya akhirnya bisa mendampingi para santri dan guru-guru memimpin dan mengembangkan pesantren Daarul Qur’an ini.
Ok, kelihatannya matahari sudah mulai kelihatan. Saya baru pulang juga langsung dari TPI. Siaran langsung jam 5 ba’da shubuh tadi. Istri saya meluncurnya dari rumah. Doakan keluarga kami ya. Saya juga tiada henti mendoakan saudara dan jamaah semua.

Monday, October 20, 2008

Kerja sama dengan FIF syariah

Mohon do'a, SSG dengan DPU DT tengah presentasi program sehubungan dengan proyeksi program FIF syariah di seluruh indonesia, dan SSG rencananya menjadi bank SDM-nya, moga berhasil

Thursday, October 16, 2008

Lowongan Kerja Lagi

Assalamu alaikum Sahabat ;
1. pekan ini ada yang membutuhkan S1 semua jurusan untuk menjadi Staff di sebuah perusahaan sedang berkembang di jakarta dan balik papan.
2. dibutuhkan 20 relawan SSG untuk tim pendukung KBIH DT
3. dibutuhkan relawan ikhwan/akhwat u staff SSG u menjadi Adkeu dan indat (inputing data)

2 dan 3 paling lambat lamaran tanggal 20 oktober silahkan hub kantor SSG alamat seperti tertera disamping....

FORM PENDAFTARAN

Silahkan sahabat isi selengkap mungkin,














Form Pendaftaran














































Bahwa data yang saya cantumkan adalah benar jika ada data yang tidak benar saya siap bertanggung jawab secara hukum.

Thursday, October 09, 2008

Lowongan kerja

Lowongan kerja,
Asw, Sahabat, mg jadi jalan kebaikan, ada lowongan kerja ni,
di PT Melsindo Krida Seni, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Properti developer, kontraktor, suplier. Adapun persyaratannya :
1. S1 Tehnik sipil
2. Diutamakan Berpengalaman
3. Menguasai Auto Cad, 3D, dll
4. Mampu menyusun Rencana karya R.A.B, dll
5 Jujur, kerja Keras amanah, dan berbadan sehat
6. Bersedia ditempatkan dimana saja (dinusantara)

Lamaran silahkan melalui Kantor SSG,
CP : Duden Aminudin
Sekre SSG
Jl. Gerlong Girang No. 57 F
Bandung
telp : 022 - 2005272 / 70312782
fax : 022 - 2005272

Wednesday, October 08, 2008

SELAMAT IDUL FITRI

ATAS NAMA SEGENAP PERSONIL SANTRI SIAP GUNA DAARUT TAUHIID BANDUNG
KAMI MENGUCAPKAN
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI,
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN,
TAQOBBALALOHU MINNAA WA MINKUM, SHIYAAMANAA WA SHIYAAMAKUM,

Diklat SSG Angkatan 17

09, Oktober, 2008


Departemen pendidikan Pondok pesantren daarut tauhiid bandung kembali membuka pendaftaran Santri Siap Guna, sebuah program yang mengakomodir semua lapisan masyarakat dari jenjang sosial, status, usia dll.
Program SSG ini telah meng-alumnikan 16 angkatan dengan jumlah alumni kurang lebih 9000 orang alumni.
Pendidikan Santri Siap Guna ini hanya hari sabtu dan ahad saja selama tiga bulan, dan pada hari-hari kerja atau hari lainnya para santri beraktivitas sesuia dengan aktivitasnya masing-masing.
untuk informasi dan pendaftaran santri siap guna, silahkan hubungi Departemen Pendidikan atau kang duden: 022-70312782

Wednesday, September 03, 2008

Mesjid Besar Ciwidey butuh Climber SSG

Informasi,
bahwa di ciwidey ada menara mesjid setinggi 30 M lebar 4 M yang akan di cat,
membutuhkan bantuan SSG sebanyak 2 orang untuk pengecatan menera tersebut
Harap Secepatnya,
Paling Lambat Terhitung 1 (Satu) minggu dari Tanggal 04 september 2008

Rekrutmen Tim Khidmat Idul Fitri

Kabar baru dari SSG Pusat ni,
Kami mengajak Sahabat 2 untuk gabung jadi bagian TIM KHIDMAT IDUL FITRI 1429 H di DT
Syaratnya :
- Ikhwan 18-30 thn
- Berbadan Sehat
- Berpenampilan Menarik
- Mempunyai keterampilan beladiri
- Memiliki Sim A & /C
- Mempunyai Keterampilan p3k
- SSG
- Diperlukan 20 orang
Pendaftaran sampai 20 sept 2008

Info lebih lanjut hubungi :
Sekre SSG
Jl. Gerlong Girang No. 57 F
Bandung
telp : 022 - 2005272 / 70312782
fax : 022 - 2005272

Monday, August 25, 2008

Rekrutment SSG

Sahabat ada kesempatan berjuang ni, untuk jadi pengajar tahsin di LAPAS (Lembaga Permasyarakatan) SUKAMISKIN untuk 40 orang, bagi yang berminat segera hub SSG sebelum sabtu tanggal 30 Agustus 2008

Wednesday, August 13, 2008

Testimoni

Bismillahirrahmanirrahim...
Silahkan bagi sahabat-sahabat SSG samua angkatan, jika ingin memberikan atau berbagi pengalaman singkat selama DIKLAT di SSG, mudah-mudahan bagi siapa saja yang membacanya menjadi ilmu dan pelajaran yang berharga dan bagi yang menulisnya menajdi pahala yang mengalir



Sunday, August 10, 2008

Semangat Jelang Bulan Ramadhan

Pagi ini di tausiyah senin pagi, ustadz Fuad mukhsin membahas tentang bulan sya'ban, sebuah bulan dimana catatan amal ditutup, dan di sunahkan kita memperbanyak amal, sebagaimana teladan umat muslim, rasul kita, memperbanyak amal dibulan ini, beliau menginginkan pada akhir tutup buku amal beliau ditutup dengan amal yang lebih, atau ditutuppnya buku amal beliau selama satu tahun ini , beliau dalam keadaan beramal baik.
Bulan sya'ban adalah juga bulan persiapan, persiapan mengahadapi bulan yang Alloh agungkan, Bulan Ramadhan, bahkan rasul mengisyaratkan persiapan akan datangnya bulan ramadhan ini bahkan jauh hari dari bulan Rajab, sehingga kita mengenal sebuah do'a yang disunnahkan itu "Allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya'ban, wa balighnaa Ramadhan" (yaa Alloh berkahi kami di bulan rajab dan sya'ban dansampaikan kepada kami bulan ramadhan.
bulan sya'ban juga adalah sebuah bulan dimana kita diberi kesempatan untuk ber ishlah, kenapa? karena seharusnyalah, kita memasuki bulan ramadhan sudah bersih dari noda dan noda, sehingga benar benar bulan ramadhan adalah bulan pembersihan dosa yang menyampaikan kita kepada fitrah seperti sabda rasul "ka yaumin waladathu ummuh" seperti hari dimana seseorang baru dilahirkan ibunya, lebih lanjut kemudian ustadz fuad membahas tentang Ramadhan.... bersambung

Thursday, August 07, 2008

Diklat Lanjutan SSG

Kabar terbaru dari SSG Pusat, diklat SSG angkatan 16 telah berakhir di bulan Juli yang lalu, dan saat ini bagi sahabat SSG yang ingin melanjutkan perjuangannya untuk mencari ilmu di SSG, Santri Guna akan segera menyelenggarakan diklat lanjutan Santri Siap Guna, info lebih lanjut, sahabat bisa hubungi langsung kang Duden Aminudin ( PJ.SSG ) di kantor pusat Santri Siap Guna, telpon (022) 2005272

tekad kehormatan DT

TEKAD KEHORMATAN DAARUT TAUHIID

TEKAD KEHORMATAN DAARUT TAUHIID

1. Kehormatan kami adalah menjadi muslim jujur dan terpercaya sampai mati

2. Kehormatan kami adalah menjadi muslim bertanggung jawab, menepati janji, setia dan tahu balas budi

3. Kehormatan kami adalah hidup menjadi pejuang, membela kebenaran dan keadilan, rela berkorban apapun karena Allah semata

4. Kehormatan kami adalah menjadi muslim disiplin, gigih dan ulet, tangguh, pantang mengeluh, pantang menyerah, pantang menjadi beban, pantang berkhianat (3x)

5. kehormatan kami adalah berusaha menjadi muslim berakhlaq mulia dan berhati tulus

PROFIL SANTRI SIAP GUNA

PROFILE SANTRI SIAP GUNA
PESANTREN DAARUT TAUHIID

Latar Belakang

Santri Siap Guna ( SSG ) berdiri pada tanggal 25 April 1999, yang pendekatan visinya lebih dititik beraTkan sebagai pelayanan masyarakat baik di bidang dakwah, ekonomi maupun sosial kemasyarakatan.
Pesantren Daarut Tauhiid mempunyai misi menjadi suatu lembaga Pendidikan, Sosial, Kemasyarakatan teladan dan terkemuka dalam pelaksanaan kehidupan beragama melaui pembinaan akhlaqul karimah serta mampu mensejahterakan kehidupan di dunia dan kemuliaan akhirat, baik untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kalaulah jujur, bahwa kelemahan generasi muda, karena kurang memiliki jiwa leadership dan entrepreneurship, yang ditopang dengan keyakinan yang rendah kepada sang pencipta.
Salah satu solusinya adalah Santri Siap Guna ( SSG ), yang dirancang sebagai agen perubahan bagi harapan bangsa, baik di bidang ruhiah, leadership dan entrepreneurship. Pelatihan ini disiapkan agar generasi muda mandiri serta mampu menghidupi diri dan orang lain.
Santri Siap Guna sudah tersebar di tiga propinsi besar, antara lain : Jawa Barat; (Bandung, Garut , Sumedang, Cianjur, Subang dan Depok).; Banten ; (Tanggerang dan Banten) . dan Jakarta yang sudah mencapai + 9000 anggota

Dasar Pemikiran

Rosululloh SAW bersabda
“ Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat kepada orang Lain “ Al Hadits
Dalam hadits tersebut Rasulloh SAW menegaskan bahwa setiap manusia harus berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain., dan bagi siapa yang berbuat baik, dan selalu melakukan yang terbaik maka dia termasuk orang yang beruntung. Dan salah satu harapan menuju kearah sana diadakanlah Pendidikan dan Latihan Santri Siap Guna ( SSG ), sebagai agent perubahan dibidang ruhiah, leadership maupun entrepreneur. Sehingga akan terbentuk pribadi mandiri, mampu memimpin dirinya sendiri, menghidupi diri dan bermanfaat bagi orang lain ( Khidmat ).

Visi
“ Terbangunya Jiwa Kepemimpinan, Kemandirian berbasis ma’rifattullah yang memiliki peranan di masyarakat. “
Misi
“ Mewujudkan generasi muda yang memiliki konsep sukses dalam hidup muslim, yaitu ; Beribadah dengan benar dan Istiqomah, Berakhlaq terpuji, Belajar dan berlatih tiada henti, Bekerja keras, cerdas dan ikhlas, Bersahaja dalam Hidup, Bantu sesama, Bersihkan hati selalu.

Tujuan
Umum
Membina dan memberdayakan generasi insani untuk mencapai ridho Allah SWT,
Khusus
Membina dan merubah pola pikir dan karakter generasi muda
Membina dan menempa akhlaq dan moralitas pemuda dan remaja
Wahana silaturahmi umat untuk mempercepat ukhhuwah
Tercapainya jaringan pengembangan dakwah islamiyah di masyarakat
Menjadi pusat pengembangan Sumber Daya Muslim ( SDM )

Data Alumni SSG- DT
DATA ALUMNI SANTRI SIAP GUNA
PESANTREN DAARUT TAUHIID


Santri Siap Guna Angkatan 1
Tahun 1999, jumlah peserta 354
Santri Siap Guna Angkatan 2
Tahun 1999, jumlah peserta 963
Santri Siap Guna Angkatan 3
Tahun 2000, Jumlah peserta 1317
Santri Siap Guna Angkatan 4
Tahun 2000, Junlah peserta 631
Santri Siap Guna Angkatan 5
tahun 2001, jumlah peserta 803
Santri Siap Guna Angkatan 6
Tahun 2001, jumlah peserta 635
Santri Siap Guna Angkatan 7
Tahun 2002, jumlah peserta 775
Santri Siap Guna Angkatan 8
Tahun 2003, jumlah peserta 890
Santri Siap Guna Angkatan 9
Tahun 2004, jumlah peserta 500
Santri Siap Guna Angkatan 10
Tahun 2005, jumlah peserta 389
Santri Siap Guna Angkatan 11
Tahun 2005, jumlah peserta 304
Santri Siap Guna Angkatan 12
Tahun 2006, jumlah peserta 839
Santri Siap Guna Angkatan 13
Tahun 2007, jumlah peserta 639
Santri Siap Guna Angkatan 14
Tahun 2007, jumlah peserta 203
TOTAL SSG 9242


Bandung, 24 Agustus 2007
Departemen Kepesantrenan
Santri Siap Guna Daarut Tauhiid
Pj. Program
DUDEN AMINUDIN
NIK-DT: 020317
Oleh : Pesantren Daarut Tauhiid

RANGKAIAN EVENT MILAD DAARUT TAUHIID KE-18

Even Program Pesantren Mahasiswa
1. Jumat 25 Juli 2008 13.00 – 15.00 Donor Darah PKT PPM
2. Sabtu 26 Juli 2008 08.00 – 11.00 Seminar Aqidah Sentral V PPM

Jadwal Roadshow
1. Jumat 25 juli 2008 16.00 – 17.00 Tabligh Akbar Lap. Karang Tineung DPU/SSG
2. Sabtu 26 Juli 2008 08.00 – 11.00 Peduli Melayani Lap. Karang Tineung DPU/SSG
3. Jumat, 25 Juli 2008 20.00 – 21.00 Tabligh Akbar Masjid Al-Muhajirin GBR DPU/SSG
4. Sabtu, 2 Agt 2008 08.00 – 11.00 Tabligh Akbar & Peduli Melayani Lap. Gg Masjid Karees Kiara Condong DPU/SSG
5. Ahad, 3 Agustus 2008 08.00 – 11.00 Tabligh Akbar & Peduli Melayani Cibeunying Surapati Core DPU/SSG
6. Sabtu, 9 Agustus 2008 08.00 – 11.00 Peduli & Melayani Komp. Singgasana Pradana Cibaduyut DPU/SSG
7. Sabtu, 9 Agustus 2008 16.30 – 17.30 Tabligh Akbar Komp. Singgasana Pradana Cibaduyut DPU/SSG
8. Ahad, 10 Agustus 2008 08.00 – 11.00 Peduli & Melayani Masjid Agung Cimahi DPU/SSG
9. Ahad, 10 Agustus 2008 08.00 – 11.00 Peduli & Melayani Pemerintah Kota Cimahi DPU/SSG
10. Sabtu, 9 Agustus 2008 20.30 – 21.30 Tabligh Akbar Masjid Agung DPU/SSG
11. Sabtu, 16 Agustus 2008 08.00 – 11.00 Tabligh Akbar & Peduli Melayani Masjid Agung Cianjur DPU/SSG

Acara Peduli dan Melayani
Pelayanan Kesehatan Gratis, Donor Darah, dan Aksi Bersih Lingkungan

Even Argo Spot
1. Kamis 31 Juli 2008 20.00 – 22.00 Peringatan Isra Mi’raj Masjid Daarut Tauhiid DKM
2. Jumat 1 Agustus 2008 08.00 – 11.00 Pembukaan Milad DT ke-18 Dome Sentral V HUSEN
10.00 – 12.00 Khitanan Massal PKT PPM
3. Sabtu, 2 Agustus 2008 09.00 – 12.00 Seminar Kesehatan Aula Daarul Hajj PKT
12.45 – 13.15 Degung Aula Daarul Hajj HUSEN
13.30 – 15.00 Seminar Agribisnis Aula Daarul Hajj HUSEN
4. Ahad, 3 Agustus 2008 10.00 – 12.00 Seminar Ekonomi Syariah Dome Central V BUKM
15.45 – 17.00 Calung Dome Central V HUSEN
09.00 – 11.00 Bedah Buku Psikologi Quran Masjid Daarut Tauhiid DKM

Even Bazzar Pendidikan
1. Kamis, 7 Agustus 2008 08.00 – 22.00 Bazzar Pendidikan Area Daarut Tauhiid YOPIE
16.00 – 18.00 Bedah Buku Powerfull Shaum Daarul Hajj YOPIE
2. Jumat, 8 Agustus 2008 08.00 – 11.00 Anak Muslim Kreatif (Lomba) Area DT PPM
09.00 – 11.00 Senyum Pepsodent Aula Daarul Hajj PKT
13.30 – 15.00 Bedah Buku Berbisnis Dgn Allah Aula Daarul Ilmi YOPIE
16.00 – 18.00 Bedah Buku Gombal Warming Aula Daarul ilmi YOPIE
3. Sabtu, 9 Agustus 2008 08.00 – 12.00 Public Training Gema Nusa Aula Daarul Hajj TAUFIK
13.00 – 21.00 Silaturahmi Nasional Gema Nusa Aula Daarul Hajj TAUFIK
08.00 – 12.00 Wisuda Santri Mukim Aula Daarul Ilmi MULYADI
16.00 – 18.00 Seminar Spiritual Entrepreuner Aula Daarul Ilmi YOPIE
4. Kamis – Sabtu, 14 – 16 Agt 08.00 – 22.00 Pelatihan MQ Guru Sentral 7 DODI
5. Kamis – Ahad, 14 – 17 Agt 08.00 – 22.00 Jambore OSIS SMA Daarul Hajj / Sentral 7 DODI
6. Sabtu, 16 Agustus 2008 09.00 – 12.00 Seminar Nasional Pendidikan Daarul Hajj RIZAL Z
7. Sabtu, 16 Agustus 2008 08.00 – 12.00 Wawasan Kebangsaan Sentral 7 JAKARIA
Dan Cinta Tanah Air

Even Sambut Ramadhan
1. Sabtu, 23 Agustus 2008 08.00 – 10.00 Temu Alumni APW, DQ, SSG, PPM Dome Central V DEPDIK
10.00 – 12.00 Temu Alumni PMQ & PAR Dome Central V DTTC
13.00 – 15.00 Temu Donatur DPU Dome Central V DPU
16.00 – 17.30 Temu Alumni Haji dan Umrah Dome Central V KBIH
20.00 – 23.00 Hiburan, Tausiyah, Do’a Dome Central V BEBEN
2. Ahad, 24 Agustus 2008 09.00 – 13.00 Kajian Rutin & Penutupan Milad 18 Masjid Daarut Tauhiid DKM


Contact Person :

1. Beben (Bag. Acara) : 0811 205954

2. Yunus Z (Marketing) : 0852 20164990

3. Humas Daarut Tauhiid : 022 2014374 Fax. 022 2003238

Wednesday, August 06, 2008

Milad Pondok Pesantren Daarut Tauhiid XVIII

Road show milad Daarut Tauhiid yang dilaksanakan di 7 wilayah kota bandung bekerja sama dengan FIF dan SSG Daarut Tauhiid bertindak sebagai penyelengara kegiatan di masing masing wilayah, hal ini disepakati melalui rapat pimpinan Yayasan Daarut Tauhiid dengan para pimpinan dari berbagai elemen lembaga yang ada di Daarut Tauhiid termasuk didalamnya Kopontren Daarut Tauhiid (koprasi pondok pesantren Daarut Tauhiid), MQ FM, MQ TV, Dompet Peduli Umat Daarut Tauhiid

Wednesday, July 23, 2008

PERSIAPAN SHAUM RAMADHAN


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa : QS. Al-baqarah 183
BEBERAPA PETUNJUK RASULULLOH DALAM SHAUM RAMADHAN
Ibnu qoyim rahimahullah berkata: “ diantara petunjuk rasululloh saw, dalam shaum adalah memperbanyak ibadah. Malaikat jibril selalu datang pada bulan ramadhan untuk mengajari al-quran dan beliau apabila bertemu jibril menjadi orang yang paling baik, memperbanyak shadaqah, tilawah al-quran, shatal, dzikir dan I’tikaf.
Rasululloh saw adalah orang yang paling banyak ibadahnya, tyerlebih lagi pada bulan ramadhan, beliau banyak menghabiskan waktunya untuk bermunajat dan memohon kepada rabb-Nya agar mendapat kemenangan dan pertolongan.
Pada malam hari beliau selalu membaca surat yang panjang dalam shalat, memperpanjang ruku’ dan sujud. Sementara pada siang harinya, beliau menghabiskan waktunya dengan nasehat, dakwah, jihad, mengajar dan memberi fatwa.
Diantara petunjuk rasululloh saw. Dalam pelaksanaan shaum adalah:
1. Beliau tidak memasuki bulan ramadhan kecuali setelah melihat hilal atau ada orang yang melihatnya yang sudah diambil sumpahnya dengan syahadat.
2. Beliau menganjurkan agar kita selalu makan sahur sebelum shaum sebagaimana dalam sabdanya:” makan sahurlah kalian karena dalam makan shaur itu ada barokah”. Diantara sebabnya adalah waktu makan sahur itu adalah waktu yang barokah. Dimana Alloh turun ke langit dunia dan waktu sahur adalah waktu memohon ampunan. Sebagaimana firman Alloh swt. “dan diakhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Alloh. DS adz-dzariyat: 18
3. Beliau memerintahkan agar menyegerakan berbuka jika telah tiba waktunya dan berbuka dengan ruthab (kurma segar), kurma atau air putih.
4. Selalu berdoa ketikaberbuka karena Rasululloh saw. Bersabda: “bagi orang yang berpuasa ada waktu yang sangat mustajab untuk berdoa. Rasululloh selalu berdoa untuk mendapatkan kebaikan dunia dan khirat
5. Rasululloh selalu berbuka (ta’jil) sebelum shalat maghrib
6. Jika bepergian, beliau terkadang shaum dan terkadang berbuka dan mempersilahkan para sahabatnya untuk memilih antara keduanya.
7. Selalu memerintahkan untuk berbuka bagi para sahabatnya bagi yang akan menghadapi musuh dalam medan peperangan, agar memiliki kekuatan.
8. Terkadang Rasululloh swa. Mandi junubnya setelah masukk waktu fajar lalu berpuasa.
9. Rasululloh saw. Tidak mewajibkan qadha kepada orang yang makan dan minum karena lupa.
10. Rasululloh saw selalu beritikaf pada sepuluh hari terakhir ramadhan. Beliau mengkonsentrasikan dirinya untuk Alloh dan menghindari dirinya dari urusan dunia. Hatinya selalu menelaah nama-nama dan sifat Alloh swt. Memahami ayat-ayat-Nya, dan bertafakur tentyang ciptaannya.
11. Rasululloh saw memberikan semangat kepada ummatnya untuk melalui malam-malam ramadhan dengan qiyamur ramadhan (shalat tarawih)