Sunday, February 15, 2009

Rp 655,- dan Rp 695,-

“Bu, pilih jeruknya yang berwarna jingga, jangan yang kuning, nanti asam rasanya!”, seru seorang pembeli kepada pembeli lainnya ketika sedang memilih-milih jeruk Ponkam. Di atas tumpukkan jeruk tertera harga jeruk Ponkam seharga Rp 655,00/100 gr. Dan tak jauh dari tumpukkan jeruk Ponkam, ada jenis jeruk lain yang harganya lebih tinggi sedikit Rp 695,00/100 gr. Memang sepertinya tidak ada yang aneh di sana.


Tapi, sementara tangan saya sedang asyik memilih-milih jeruk Ponkam, si ibu yang tadi menyarankan untuk memilih jeruk yang warnanya agak tua tadi berpindah ke tempat tumpukan jeruk yang berharga lebih tinggi tadi. Tak mengapa memang, mungkin dia akan membeli jeruk itu juga. Tapi tanpa sengaja saya perhatikan si ibu tadi memasukkan jeruk-jeruk yang berbeda harga tadi ke dalam plastik yang sama dengan jeruk Ponkam. Ooh, mungkin nanti mau dipisahkan. Saya pikir begitu. Tapi, seorang laki-laki yang berada di sampingnya berbisik-bisik kepada si ibu tadi (mungkin suaminya). Dan tangan mereka berdua terus dengan asyiknya mencampur 2 jenis jeruk yang berbeda ke dalam belanjaannya. Tanpa mereka sadari, kalau saya memperhatikan mereka.

Dan yang saya bikin tercengang lagi, suaminya dengan tenang membuka jeruk dan menghabiskannya dengan sekejap. Padahal tertera dengan jelas disana sebuah tulisan “TIDAK UNTUK DICOBA”.

Ingin rasanya untuk menegur, tapi keberanian saya sepertinya masih sembunyi?! Masya Alloh, memang tidak ada pelayan yang tahuMungkin mereka berfikir kalau hal tersebut menguntungkan mereka, dan petugas penimbang tidak akan tahu hal ini. . Tapi apakah sempat terpikir oleh mereka bahwa Alloh melihat mereka?? Yaa, memang benar yang Alloh firmankan bahwa apa yang kita anggap baik, belum tentu baik menurut Alloh..
Mudah-mudahkan kita senantiasa dituntun Alloh agar senantiasa berada di jalan-Nya.

Ibunafarras, SSG IV

1 comments:

Anonymous said...

Subhanallah, semoga kita senantiasa dilindungi dari hal yang sedemikian

Post a Comment