Sunday, April 12, 2009

Terkabulnya Do'a Orang Yang Terdzolimi ?

Sore itu di sebuah rumah dipinggiran kota Cimahi kurang lebih beberapa kilo dari perbatasan kabupaten bandung barat, seorang hamba Alloh yang sudah renta mengalami sebuah kejadian yang mungkin bisa menjadi Ibroh untuk kita semua.
Adalah Imad (nama samaran) seorang lelaki tua yang jauh dari keluarga, bahkan ada indikasi ia terbuang dari keluarganya, hidup sendirian dalam sebuah kontrakan yang amat sederhana, sebagian besar dindingnya terbuat dari bilik, dengan ukuran kamar yang bisa dibilang sempit untuk ukuran sebuah kost-kostan, ia telah tinggal dirumahkontrakan itu berbulan bulan lamanya.
Imad dikenal oleh tetangganya sebagai buruh kasar ini, yang gajinya juga kecil serta tak tentu, dan hanya mendapatkan upah untuk sekadar bertahan hidup, apalagi dengan tubuhnya yang sudah renta, ia hanya bisa menjemput rizkinya sekemampuan tenaga yang amat terbatas, yang nota bene kerjaannya juga tak tentu, apa saja ia kerjakan, dari mulai menggali kubur, mengurus taman, potong rumput, angkut barang, apapun yang disuruhkan orang padanya.
Suatu hari, iamd mendapatkan serangan stroke, sebelah tubuhnya lumpuh, ... Allohu Akbar, dengan segala keterbatasanya Ia mendapatkan penyakit ini, lalu papa takdir kehidupannya setelah ini?.
Mungkin inilah cara Alloh memanggil hambanya, karena beberapa minggu setelah itu, ia meninggalkan dunia yang fana ini.
Tapi, sebelum meninggal inilah, Alloh memberikan pelajaran bagi kita melalui hidup yang dijalani orang ini. Adalah Imad, beberapa hari menjelang kematiannya keluar dari rumah kontrakannya itu dengan terhuyung huyung menyeret sebelah tubuhnya keluar menuju salah satu warung yang tak jauh dari tempatnya, sederhana, ia lapar, ia ingin makan, sementara kerja yang biasa dilakukannyatidak bisa ia lakukan dengan keadaan yang menimpanya itu.
Dengan susah payah Imad menuju warung itu, dan sesampainya ia didepan warung yang dimaksud, kemudia ia berkata " Pak, maaf, boleh ga saya minta gorengannya, nanti kalo saya sudah sembuh, atau ada yang datang ngasih uang biar saya bayar nanti", kurang lebih itulah yang diucapkan lelaki renta itu didepan si tukang gorengan didepan warung yang ditujunya.
Tentunya Imad berharap belaskasihan tetangganya yang tukang gorengan itu, karena kita tahu pasti sang tetangga tahu keadaan Imad dan keterbatasan dalam kesehariaannya, tapi sahabat, nammpaknya, disinilah letak pelajaran yang kita ambil, ketika sang tukang gorengan menolak memberikan gorengan itu kepada Imad.
Imad ber menit-menit lamanya berdiri8 didepan sang penjual gorengan, menunggu belas kasihan, namun tidak ada tanda belas kasihan itu muncul pada orang bersangkutan, satu menit, dua menit, tiga menit, empat menit, lima menit, berdiri ia, dan air matanya mulai membasahi kedua pipinya, akhirnya ia kembali menggusur langkahnya menuju kontrakannya, dengan kesedihan dihatinya.
Sahabat, langkah Imad menuju kontrakannya, disertai dengan hatinya yang tergores, dan entah do'a apa yang terujar dalam hatinya ..., namun sahabat, saat Imad menutup pintu kontrakannya, diceritakan detik itu pula, " GEBRUG !" sang pembuat gorengan tersungkur didepan penggorengannya, ia tersungkur terkena stroke ..., inikah bukti keagunganMU yaa Alloh, terbuktinya do'a orang Yang terdzolimi?, Wallaahu a'lam.
Sahabat, percaya atau tidak ini adalah kisahnyata. Imad sekarang terbujur kaku, dikuburkan tanpa sanak saudara yang menghadiri, bahkan biaya pemakamannya ditanggung oleh RT RW setempat, dan orang yang terkena stroke itu saat berita ini sampai kepada saya satu minggu kemudian, masih menderita dengan penyakitnya, Wallohu a'lam ...

0 comments:

Post a Comment